SUATU MALAM DI KEDAI KOPI
Dongeng pun dimulai,
Saking khusyuknya aku memperhatikan, hingga daun sekitar pun mungkin tertawa bagaimana eskpresi wajahku pada saat itu.
Benar-benar tidak ingin terlewat sedetik pun macam menonton film yang kelanjutannya diputar seminggu kemudian.
Sepenggal demi sepenggal rentetan kisah diceritakannya dengan sangat apik.
sampai-sampai tak terasa malam pun mulai mengusik diiringi suasana hujan yang menemani kami.
Caranya menyampaikan, bak ibu yang sedang mendongengkan anaknya agar segera tertidur dan berharap malam ini mimpi indah disepanjang tidurnya.
Tatapan teduhnya, lembut suaranya, tutur katanya, nada bicaranya yang seolah menarik perhatianku seperti magnet yang bertemu pasangannya.
Akhh.. Apa ini? Kisah klasik yang mungkin kebanyakan orang diluar sana mengalaminya. Begitujuga aku.
Rasa empati pun tak terelakkan aku paham betul bagaimana rasanya, seperti macan yang mencabik mangsanya.
Tapi, apa daya tak kuasa aku menahan sang waktu yang terus berjalan.
Pintaku hanya satu, Tuhan tolong hentikan waktu sementara, aku masih ingin bersamanya.
Aku tidak berharap suatu saat bertemu dengannya kembali
Please tuhan kasih kesempatan malam ini lebih panjang untukku
Kulalui malam itu dengan kegusaran yang mencekik, mencerna apa yang baru saja terjadi, siapa ia? mengapa begitu menghentakkan hatiku, pikiranku?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar